Judul artikelku kali ini meminjam tulisan seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia bernama Wolter Monginsidi.
Menjelang ia dihukum tembak di depan regu tembak tentara Belanda, ia sempat menulis beberapa kalimat pesan-pesan terakhirnya yang bernada syair. Salah satu syair yang ia tulis dan kemudian menjadi kalimat yang selalu dikenang, adalah 'Setia Hingga Akhir Dalam Keyakinan'.
Sosok Wolter Monginsidi adalah sosok pemuda pejuang yang jantan pemberani. Hingga ia tidak mau matanya ditutup kain saat berhadapan dengan regu tembak. Ia bahkan sempat berteriak merdeka, merdeka saat delapan timah panas merobek dadanya.
Demikian sekelumit kisah patriotik seorang Wolter Monginsidi. Sengaja aku mengajakmu mengingat perjuangannya karena saat tulisan ini dibuat, ujian bagi partai dakwah PKS laksana ombak badai yang datang menghampiri silih berganti.
Ada beberapa peristiwa nyata yang aku alami, yang rasanya sedih untuk aku ceritakan tapi aku segera menemukan jawabannya. Jawabannya adalah 'Setia Hingga Akhir Dalam Keyakinan'. Berikut beberapa contohnya :
A. Di Sebuah Kantor Instansi Pemerintah.
Seorang teman bertanya padaku, " apa yang kamu udah dapatkan dari PKS, bukankah dirimu tetap saja hidup susah. Sedang yang menikmati mereka yang tidak mempedulikanmu ?, lebih baik tinggalkan PKS saja."
Aku menjawab. "Untuk PKS, aku setia hingga akhir dalam keyakinan."
B. Dalam sebuah obrolan di warung kopi.
Beberapa teman ngobrol berkata dan bertanya padaku usai membaca dan mendengar berita yang memojokkan PKS. Mereka berkata dan bertanya, " Berarti sama saja antara PKS dan partai lainnya. Lalu buat apa kita mati-matian memperjuangkannya?"
Aku menjawab, " Untuk PKS, aku setia hingga akhir dalam keyakinan."
C. Dalam sebuah obrolan di jalan dengan beberapa kawan yang aku temui, ia berkata, "Saya sibuk nggak sempat ikut-ikut acara PKS".
Aku menjawab, " Untuk PKS, aku setia hingga akhir dalam keyakinan."
Demikian beberapa contoh dari peristiwa saat loyalitas seorang kader diuji. Dengan adanya berbagai pemberitaan yang mendiskreditkan PKS, maka akan menguji loyalitas para kadernya. Sudut pandang kader dengan sudut pandang simpatisan terhadap PKS tentu berbeda.
Biarlah waktu yang akan berbicara, saat kapal PKS berlayar makin jauh melalui pasang surutnya ombak gelombang, akan terlihat siapa ? Dan mengapa ?
Karena betapa banyak orang yang kelihatannya berada di dalam kapal namun hakekatnya ia berada di luar kapal. Namun banyak pula yang terlihat berada di luar kapal sejatinya ia ada di dalam kapal.
Dirgahayu PKS . Teruskan berbhakti untuk negeri.
Sumber : http://senowidi.blogspot.com/2011/04/setia-hingga-akhir-di-dalam-keyakinan.html
Baca Selengkapnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar